Krisis Keyakinan Kepada Allah SWT dan Penalaran yang Sempit

downloadDalam kehidupan sehari-hari mungkin kita akrab dengan kata-kata seperti,

“Sholatnya gantian aja ini tasnya gak ada yang jaga”, “Pengajiannya jangan besar-besar ini kita gak punya dana”, “Nih papa beri kakak uang seribu untuk infaq masjid yang lima ribu jangan dimasukkan kebanyakan itu”

Dan masih banyak lagi kata-kata serupa dengan itu. Kata-kata itu mungkin tidak penting, tidak ada yang aneh dan bisa dinalar. Tapi itulah kata-kata yang mengandung bahaya.

 ALLAH ITU ADA ?

Pertanyaan yang ini bisa kita temukan secara tersirat dari orang-orang yang hanya berpikir dengan logika sempit, mereka hanya berpikir semua kejadian ini adalah biasa tanpa ada yang mengatur dan terjadi secara spontan. Logika sempit manusia secara tidak langsung berdampak pada lunturnya keimanan bahwa Allah SWT sehingga pemikiran mereka semakin kacau dan menjadi gelisah karena tidak ada satu zat yang menjadi pelindung dari kerasnya dunia.

Sudah jelas tertuang dalam QS Al Anfal;9 :

إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُرْدِفِينَ

“Ketika kalian memohon pertolongan kepada Rabb kalian, lalu Dia menjawab permohonan kalian: “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kalian dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut.” [QS Al Anfal: 9]

Allah itu benar-benar ada dan dapat dibuktikan secara ilmiah yang sederhana. Coba kita renungkan ketika hujan terjadi kenapa awan yang berisi air tidak langsung jatuh ke bumi ?, dan apa yang terjadi jika awan-awan itu jatuh kebumi secara utuh ? itu semua Allah yang mengatur agar air bisa tersebar secara merata dan agar awan yang sebenarnya es dari air laut yang padat dan berat itu tidak membahayakan manusia yang ada di bumi. Jika terjadi secara sepontan dan tidak ada yang mengatur apakah semua itu bisa terjadi ?

ALLAH ITU MAHA MENOLONG KARENA ALLAH MAHA MEMBERI PERTOLONGAN

Ini adalah kisah Nabi Musa a.s ketika beliau dikejar oleh bala tentara Fir’aun. Ketika itu Nabi Musa a.s dan kaumnya sudah berada di persembelihan, sudah ada di ujung laut, Lalu apakah Nabi Musa a.s menyerah begitu saja ? . Mungkin jika kita yang mengalami kita akan menyerahkan diri karena kita hanya berlogika secara sempit sehingga tidak punya keimanan sekuat Nabi Musa a.s, kita tidak yakin bahwa Allah itu selalu bersama kita. Tapi Nabi Musa tidak gentar begitu saja, Nabi Musa tidak menyerah dan beliau meminta pertolongan kepada Allah. Umat-umat Nabi Musa a.s mulai panik karena bala tentara Fir’aun mulai mendekat dan didepan mereka adalah lautan yang dalam dan deras. Bahkan ada salah satu umat Nabi Musa a.s yang ketakutan berkata kepada Nabi Musa a.s ” Wahai Musa mati kita sekarang ! belakang Fir’aun dan depan Lautan”. Lalu Nabi Musa a.s menyuruh para umatnya untuk meminta pertolongan kepada Allah. Akhirnya pertolongan Allah datang, Apa yang Allah katakan ? kita lihat QS Asyu’ara : 63

فَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنِ اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْبَحْرَ فَانْفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرْقٍ كَالطَّوْدِ الْعَظِيمِ

“Lalu Kami wahyukan kepada Musa: “Pukullah lautan itu dengan tongkatmu.” Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar.” [QS Asy Syu’ara`: 63]

Allah menyuruh Nabi Musa a.s untuk memukul tongkatnya kelaut apa itu logis ? mungkin kita akan berfikir apa bisa memukul tongkat kelaut bisa menyelamatkan kita dari kejara Fir’aun atau bahkan kita lebih memilih menyerahkan diri. Tapi Nabi Musa a.s karena keimanannya kuat dan beliau berfikir logis dengan Allah yang ada dipikirannya Nabi Musa a.s melakukannya dan akhirnya laut yang dalam itu terbelah shingga menjadi jalan Nabi Musa a.s dan umatnya untuk menyebrang. Kisah ini bukan hanya ada di Islam tapi juga ada di Agama-agama Langitan lainya sehingga cerita ini tidak bisa diragukan lagi kebenarannya.

Semua keajaiban dari Allah itu logis jika cara kita berfikir mengikutsertakan Allah didalamnya, jangan hanya berfikir bagaimana benda itu bisa begini namun berfikirlah bagaimana Allah membuat benda itu bisa begini sehingga yang bagi kita mustahil itu tidak menjadi hal yang mustahil bagi Allah.

Tinggalkan komentar